The Batman (2022) Spoiler Free Review!

The Batman 2022. Sumber: Prime Video

The Batman telah resmi tayang di bioskop tanggal 02 Maret 2022 yang lalu dan mendapat sambutan yang hangat bagi para penikmat film baik yang awam, maupun penggemar Batman.

Film yang disutradarai oleh Matt Reeves ini merupakan reboot kedua Batman yang terpisah dari film-film sebelumnya.

 

Matt Reeves. Sumber: Prime Video

Jangan bingung, Film ini bukanlah kelanjutan dari Batman yang diperankan Ben Affleck di Batman V Superman (2016) dan Justice League (2017).


The Batman juga bukan kelanjutan dari Batfleck. Sumber: Forbess

Film ini juga bukan kelanjutan dari triologi The Dark Knight (2005-2012) yang disutradari oleh Christopher Nolan.

Dan tentu saja The Batman juga bukan kelanjutana dari triologi The Dark Knight karya Christopher Nolan. Sumber: IMDb

The Batman (2022) adalah interpertasi baru dari Batman sang kesatria kelam yang benar-benar menggambarkan gelar yang dimiliki oleh alter ego Bruce Wayne itu.

 

Fokus ke Batman dan kemampuan detektifnya

The Batman (2022) yang dinahkodai oleh Matt Reeves ini mengambil sudut pandang cerita Batman yang jarang diangkat oleh film-film sebelumnya, yakni Batman sebagai The World Greatest Detective.

Ya, gelar lain Batman selain The Dark Knight adalah The World Greatest Detective. Gelar ini didapat saat Batman pertama kali muncul di DC Detective Comics #27 (1939)

Di film ini kita melihat kemampuan detective Batman dengan lebih detail dan terpoles daripada interpertasi film-film Batman sebelumnya yang lebih menitik beratkan sisi action.

 

Bersama Detective Gordon, Batman berusaha menguak misteri The Riddler. Sumber: Screenrant

Batman (Robert Pattinson) ditunjukan memiliki pengetahuan deduksi dan teliti meneliti satu demi satu petunjuk dari kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh The Riddler (Paul Dano).

Pemilihan The Riddler sebagai villain utama juga menambah kesan film detective pada The Batman (2022).

 

The Riddler di film ini. Sumber: The Radio

Bagi yang membayangkan film Batman yang penuh aksi seperti film-film sebelumnya, film ini jelas akan sedikit mengecewakan bagi mereka.

Tapi bagi yang membayangkan film kriminal dengan rasa detective yang penuh misteri dan diselingi dengan adegan action yang tidak banyak tapi intense, film ini jelas sangat menarik untuk ditonton.


Batman di awal karier 

Satu sudut pandang lain yang unik adalah film ini menceritakan Batman di awal kariernya. Bukan kisah asal usul seperti di Batman Begins (2005) tapi lebih seperti tahun kedua atau ketiga Bruce Wayne menjadi Batman.

Banyak pihak yang belum percaya pada Batman dan Batman yang masih menggunakan balas dendam sebagai motivasi utamanya.

 

Batman, belum dipercaya oleh para polisi. Sumber: Screen Rant

Kita akan melihat Batman yang masih muda, masih brutal dan juga masih belum bijak. Tentunya Batman yang masih rapuh dan rentan ini jadi poin menarik lain dari film ini.

 

Tidak Terlalu Mengandalkan Gadget

Hal lain yang baru dari film ini adalah penggunaan gadget yang minim.

Hampir seperti James Bond, Batman sering ditunjukan menggunakan beragam alat dan perangkat canggih yang mendukung penyelidikan dan aksinya.

Mulai dari Batmobile, Batarang, Utility Belt dan Batsuit yang dia sering gunakan. Semua alat itu masih ada, namun ada di level yang realistis.

 

Batmobile di The Batman. Sumber: Screenrant

Alat-alat itu membantu Batman untuk mengatasi situasi berbahaya dan intense, bukan lari dari situasi situasi itu.

Batsuit ditunjukan terbuat dari semacam plat-plat logam anti peluru yang disusun menjadi kostum yang Batman pakai.

Kostum ini tidak menjaga badan Bruce Wayne mulus, tapi mengurangi kemungkinan Bruce Wayne mendapatkan luka yang serius.

Kita masih dapat melihat walau peluru yang ditembakan ke Batman tidak menembus kulitnya, tapi Batman masih merasakan sakit dan bisa membuatnya terluka jika ditembak oleh senjata seperti Shotgun dari jarak dekat.

Batmobile tidak punya senjata-senjata eksotis seperti di film-film sebelumya, hanya mobil dengan mesin jet dibelakangnya yang dibangun dari material yang kuat untuk menabrak dinding beton.

Semua perubahan ini menjadikan Batman terasa nyata dan terasa seperti manusia biasa yang berlindung dibalik armor dan mobilnya.


Durasinya Cukup Lama

Salah satu yang agak membuat bosan dalam menonton film ini adalah durasinya yang cukup lama, hampir tiga jam.

Karena filmnya yang punya pace lambat dan juga tidak terlalu banyak action di dalamnya, membuat film ini serasa mini series yang dikompilasi dan dijadikan satu film.

Matt Reeves sedang mengarahkan para pemeran The Batman (2022). Sumber: Screen Insider

Masih menarik untuk ditonton, namun karena tidak banyak adegan action seperti film-film Batman sebelumnya membuatnya agak monoton di pertengahan.

 

Tidak Cocok untuk Anak-Anak.

Rating resmi film ini di Indonesia adalah 13 tahun keatas. Tapi rasa-rasanya film ini lebih cocok ditonton secara “nyaman” oleh remaja 16 tahun keatas. 

Actionnya yang brutal, cerita yang berat serta beberapa adegan pembunuhan yang tidak enak untuk dilihat anak kecil.

 

The Riddler, jadi salah satu sumber ketidaknyamanan menonton. Sumber: Screen Rant

Anak kecil rentang 13 sampai 15 tahun mungkin tidak bisa menerima dengan nyaman beberapa adegan yang cukup brutal tersebut.

Walau begitu film ini masih berada dalam batas wajar untuk dilihat remaja dan masih dalam batas rating 13 tahun keatas walau sangat dekat untuk masuk ke rating dewasa.


Kesimpulan

Kesimpulannya, film ini adalah sebuah film Batman yang memiliki nuansa detektif yang kental sebagaimana Batman pertama kali muncul di komik.

Pacenya mungkin lebih lambat daripada film-film Batman yang akhir-akhir ini sering kita tonton, bahkan menurut saya Batman Begins (2005) punya pace penceritaan yang lebih cepat daripada film the Batman ini.

Meski begitu, film ini merupakan surat cinta Matt Reeve kepada para penggemar the Dark Knight yang merindukan sang Cape Crusader memakai kemampuan detektifnya daripada sekedar bak-bik-buk mengalahkan penjahat.

Komentar